KRI
Ki Hajar Dewantara (364) merupakan kapal perusak kawal berpeluru kendali. Kapal
ini juga merupakan kapal perang latih bagi anggota TNI AL. KRI Ki Hajar
Dewantara
merupakan bagian dari armada pemukul (striking force). Memiliki kemampuan jelajah dan persenjataan yang mumpuni bagi pengawalan dan perlindungan kawasa perairan Republik Indonesia. KRI Ki Hajar Dewantara mengambil nama dari seorang pahlawan nasional yang juga merupakan Bapak Pendidikan nasional, Ki Hajar Dewantara.
merupakan bagian dari armada pemukul (striking force). Memiliki kemampuan jelajah dan persenjataan yang mumpuni bagi pengawalan dan perlindungan kawasa perairan Republik Indonesia. KRI Ki Hajar Dewantara mengambil nama dari seorang pahlawan nasional yang juga merupakan Bapak Pendidikan nasional, Ki Hajar Dewantara.
Data
teknis
KRI
Ki Hajar Dewantara memiliki berat 1,850 ton. Dengan dimensi 96,70 meter x 11,2
meter x 3,55 meter.
Ditenagai oleh 2 mesin diesel jelajah, 2 shaft menghasilkan
7000 bhp dan 1 boost turbine dengan 22,300 shp. Sanggup mendorong kapal hingga
kecepatan 27 knot. Diawaki oleh 91 pelaut 14 instruktur dan 100 taruna.
Persenjataan
Sebagai
bagian dari armada pemukul KRI Ki Hajar Dewantara dipersenjatai dengan berbagai
jenis persenjataan untuk menjaga wilayah kedaulatan Republik Indonesia.
Termasuk diantaranya adalah :
4
rudal permukaan-ke-permukaan MM-38 Exocet buatan Perancis dengan jangkauan
maksimal sekitar 42 Km dengan kecepatan 0,9 mach dan hulu ledak seberat 165 Kg
dalam konfigurasi 2x2.
1
Meriam Bofors 57/70 berkaliber 57mm dengan kecepatan tembakan 200 rpm,
jangkauan 17 Km untuk target permukaan dan udara dengan pemandu tembakan Signal
WM28.
2
kanon Penangkis Serangan Udara Rheinmetall kaliber 20mm dengan kecepatan
tembakan 1000 rpm, jangkauan 2 KM untuk target udara.
4
Torpedo AEG SUT, berpeluncur tabung 533mm, jangkauan 28 Km pada 23 knot atau 12
Km pada 35 knot dengan hulu ledak seberat 250 Kg.
Bom
Laut/Mortir Anti Kapal Selam
Peluncur
peluru kendali permukaan-ke-udara Mistral.
Sensor
dan elektronis
Sonar
menggunakan PHS-32 hull mounted MF, kontrol penembakan menggunakan WM-28 dan EW
menggunakan SUSIE-1 intercept, 2 flare RL
Penerbangan
Terdapat
dek untuk helikopter NBO-105. NBO-105 adalah helikopter buatan Industri Pesawat
terbang Nusantara (IPTN) yang sekarang telah berganti nama menjadi PT.
Dirgantara Indonesia. Helikopter ini berfungsi sebagai over horizon
survelilance, anti kapal selam dan transportasi.
Operasi
Pada
tanggal 10 hingga 11 Maret KRI Ki Hajar Dewantara 364 dengan komandannya pada
waktu itu, Letkol (laut) Edi Suyadi tergabung dalam satgas Aru Jaya melakukan
operasi penghalauan terhadap kapal ferry Lusitania "si bedhes"
Expresso yang bermaksud menuju Dilli, Timor timur tanpa izin. Operasi berhasil
dilakukan tanpa ada peluru yang ditembakkan.
Pada
tanggal 15-28 Agustus 2002 dalam latihan Dalla-2002, KRI Ki Hajar Dewantara
melakukan penembakan peluru kendali permukaan-ke-udara Mistral.