KRI
Abdul Halim Perdana Kusuma (355) merupakan kapal kelima dari Fregat kelas Ahmad
Yani milik TNI Angkatan Laut. Dinamai menurut Abdul Halim Perdana Kusuma, salah
seorang
pahlawan nasional yang namanya juga merupakan nama bandara dan Pangkalan Udara di Jakarta. KRI Abdul Halim Perdana Kusuma merupakan kapal fregat eks-Angkatan Laut Belanda bernama HNLMS Evertsen (F815) yang kemudian dibeli oleh Indonesia. Kapal ini bersaudara dekat dengan Fregat Inggris Kelas HMS Leander dengan sedikit modifikasi dari disain RN Leander asli. Dibangun tahun 1967 oleh Nederlandse Dok en Scheepsbouw Mij, Amsterdam, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI Angkatan Laut pada tahun 1977-1980. Termasuk diantaranya adalah pemasangan sistem pertahanan rudal anti pesawat (SAM, Sea to Air Missile) ) Mistral menggantikan Sea Cat. Bertugas sebagai armada patroli dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara. Pada tahun 2007, bersama dengan KRI Ahmad Yani (351), selesai menjalani pergantian mesin yang dijalaninya selama 2 tahun. Saat ini KRI Abdul Halim Perdanakusuma kembali memperkuat Komando Armada RI Kawasan Timur.
pahlawan nasional yang namanya juga merupakan nama bandara dan Pangkalan Udara di Jakarta. KRI Abdul Halim Perdana Kusuma merupakan kapal fregat eks-Angkatan Laut Belanda bernama HNLMS Evertsen (F815) yang kemudian dibeli oleh Indonesia. Kapal ini bersaudara dekat dengan Fregat Inggris Kelas HMS Leander dengan sedikit modifikasi dari disain RN Leander asli. Dibangun tahun 1967 oleh Nederlandse Dok en Scheepsbouw Mij, Amsterdam, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI Angkatan Laut pada tahun 1977-1980. Termasuk diantaranya adalah pemasangan sistem pertahanan rudal anti pesawat (SAM, Sea to Air Missile) ) Mistral menggantikan Sea Cat. Bertugas sebagai armada patroli dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara. Pada tahun 2007, bersama dengan KRI Ahmad Yani (351), selesai menjalani pergantian mesin yang dijalaninya selama 2 tahun. Saat ini KRI Abdul Halim Perdanakusuma kembali memperkuat Komando Armada RI Kawasan Timur.
Data
Teknis
KRI
Abdul Halim Perdana Kusuma memiliki berat 2,940 ton. Dengan dimensi 113,42
meter x 12,51 meter x 4,57 meter. Ditenagai oleh turbin uap dengan 2 boiler, 2
shaft yang menghasilkan 30,000 shp sanggup mendorong kapal hingga kecepatan
28,5 knot. Diawaki oleh maksimal 180 pelaut.
Persenjataan
KRI
Abdul Halim Perdana Kusuma dipersenjatai dengan berbagai jenis persenjataan
modern untuk mengawal wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Termasuk
diantaranya adalah :
4
Peluru Kendali Permukaan-ke-permukaan China Aerospace Science and Industry
Corporation (CASIC) C-802 dengan jangkauan maksimum 120 Km , berkecepatan
jelajah 0,8-0,9 mach, berpemandu inertial/GPS dan terminal active radar dengan
hulu ledak seberat 150 Kg.
4
Peluru kendali permukaan-ke-udara Mistral dalam peluncur Simbad laras ganda
sebagai pertahanan anti serangan udara. Jangkauan efektif 4 Km (2,2 mil laut),
berpemandu infra merah dengan hulu ledak 3 Kg. Berkemampuan anti pesawat udara,
helikopter dan rudal.
1
Meriam OTO-Melara 76/62 compact berkaliber 76mm (3 inchi) dengan kecepatan
tembakan 85 rpm, jangkauan 16 Km untuk target permukaan dan 12 Km untuk target
udara.
2
Senapan mesin 12.7mm
12
Torpedo Honeywell Mk. 46, berpeluncur tabung Mk. 32 (324mm, 3 tabung) dengan
jangkauan 11 Km kecepatan 40 knot dan hulu ledak 44 kg. Berkemampuan anti kapal
selam dan kapal permukaan.
Sensor
dan elektronis
KRI
Abdul Halim Perdana Kusuma diperlengkapi radar LW-03 2-D air search, sonar
CWE-610 dan PDE-700 (VDS). Juga diperlengkapi dengan kontrol penembakan (fire
control) M-44 SAM control serta perangkat perang elektronik UA-8/9 intercept.
Sebagai pertahanan diri mempunyai 2 peluncur decoy RL.
Penerbangan
Memiliki
dek untuk 1 helikopter yang sebelumnya adalah Westland Wasp HAS 1 (kini
pensiun) dengan fungsi sebagai heli anti kapal selam. Mungkin kini diganti
dengan NBO-105 atau NAS 332L Super Puma.